Sedangkanpada jenis padi yang sama tanpa melalui rekayasa tersebut hanya menghasilkan rata-rata 220 bulir padi pada satu malai. "Saat ini terus dikembangkan jenis padi yang unggul. Dari hasil yang ada, terus kami teliti untuk meningkatkan peluang menjadi bibit lebih unggul lagi," katanya saat ditemui pada panen padi program ATP di Sentono
GibGro berperan dalam pembelahan sel, menyeragamkan pembungaan dan proses pengisian gabah agar terisi sempurna. Bulir padi akan terisi penuh dari pangkal hingga ujung malai. Malai yang dihasilkan akan lebih panjang, sehingga jumlah bulir per malai akan meningkat dibandingkan tanpa aplikasi GibGro. 2 Dua Jenis Produk GibGro Saat ini PT. Nufarm Indonesia memiliki 2 jenis produk GibGro yang diprioritaskan untuk tanaman padi, yaitu GibGro 10 SP dan GibGro Panen. GibGro 10 SP digunakan pada masa vegetatif, sedangkan Gibgro Panen digunakan saat masa generatif Teknis aplikasi GibGro Takaran penggunaan Gibgro 10 SP dan GibGro Panen sangat praktis, yaitu 1 sachet per tangki semprot ukuran 15 liter air. Rata-rata kebutuhan untuk satu hektar yaitu 20 sachet per aplikasi. Kapan waktu aplikasi GibGro? Rekomendasi aplikasi GibGro 10 SP yaitu sebanyak 2 kali pada umur 45 dan 65 Hari Setelah Tanam HST. Aplikasi pada umur 45 HST atau fase primordia padi sangat penting, bertujuan untuk mempersiapkan potensi keberhasilan penyerbukan dan pembuahan serta menambah potensi ukuran/panjang malai padi. Aplikasi pada fase ini juga membantu pembungaan yang serempak, sehingga meningkatkan potensi keberhasilan pembungaan padi. Aplikasi pada umur 65 HST berfungsi untuk memaksimalkan proses pengisian gabah, sehingga mengurangi gabah hampa/hampa punduk, bobot bulir padi lebih tinggi, padat dan berisi. Seiring bertambahnya umur padi, kebutuhan asam gibberelat semakin tinggi. Untuk itu kami rekomendasikan penggunaan GibGro Panen yang mengandung asam giberelat 20 %. GibGro Panen digunakan saat fase pematangan gabah. Aplikasinya sekitar umur 80 HST atau tergantung pada varietas padi yang ditanam. Gibgro 10 SP dan GibGro Panen merupakan satu paket produk untuk satu musim yang memberikan jaminan peningkatan hasil panen padi. Untuk memaksimalkan hasil dan daya tahan tanaman terhadap penyakit, dianjurkan aplikasi GibGro dicampur dengan fungisida Sinergy 300 EC . Penggunaan GibGro terbukti meningkatkan tambahan pendapatan lebih dari Rp. 5 juta per hektar. Jadi, tunggu apa lagi, segera gunakan GibGro untuk memaksimalkan hasil panen padi anda.

denganmengolah data iklim, tanah, dan tanaman menggunakan software Cropwat. Hasil penelitian menunjukkan jadwal tanam yang sesuai untuk Desa Abbanuangnge dan Minangatellue pada musim tanam rendengan 2018 adalah 10-30 April yang merupakan rekomendasi musyawarah tani dan katam dan tanggal tanam yang lebih sesuai untuk Desa

Malai merupakan bagian generatif pada tanaman padi. Malai adalah sekumpulan bunga padi spikelet yang keluar dari buku paling atas. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbuh utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara bercocok tanam. Panjang malai dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu malai pendek kurang dari 20 cm, malai sedang anatara 20-30 cm, malai panjang lebih dari 30 cm. Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah. Jumlah cabang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang sedangkan terendah hanya 7 buah cabang. Malai adalah Bagian daun tanaman padi Sekumpulan bunga padi spikelet yang keluar dari buku paling atas Pembentukan Malai dimuali pada fase vegetatif tahap 3 pemanjangan batang pembentukan malai terjadi nyaris simultan pada varietas umur genjah 105 – 120 hari. Pada varietas umur dalam 150 hari, terdapat yang disebut lagi periode vegetatif dimana anakan maksimum terjadi. Hal ini diikuti oleh memanjangnya batang internode, dan akhirnya sampai ke tahap pembentukan malai. Inisiasi primordia malai pada ujung tunas tumbuh menandai mulainya fase reproduksi. Primordia malai menjadi kasat mata pada sekitar 10 hari setelah inisiasi. Pada tahap ini, tiga daun masih akan muncul sebelum malai pada akhirnya timbul ke permukaan. Pada varietas genjah, malai terlihat berupa kerucut b erbulu putih panjang 1,0 sampai 1,5 mm muncul pada ruas buku utama, kemudian pada anakan dengan pola tidak teratur. Dapat terlihat dengan membelah batang. Saat malai terus berkembang bulir terlihat dan dapat dibedakan Malai muda meningkat dalam ukuran dan berkembang ke atas di dalam pelepah daun bendera menyebabkan pelepah daun menggembung. Penggembungan daun bendera disebut bunting. Tahap keluar malai ditandai dengan kemunculan ujung malai dari pelepah daun bendera. Malai terus berkembang sampai keluar seutuhnya dari pelepah daun. Pembungaan terjadi sehari setelah keluarnya malai. Proses pembungaan berlanjut sampai hampir semua spikelet pada malai mekar. Semua spikelet pada malai membuka dalam 7 hari. Pada pembungaan, 3 sampai 5 daun masih aktif. Pada fase pematangangan tahp 7gabah matang susu, Malai hijau dan mulai senescense pada dasar anakan berlanjut. Daun bendera dan daun dua daun di bawahnya tetap hijau. Pada tahp 8 gabah setengah matang Pada tahap ini, isi gabah yang menyerupai susu berubah menjadi gumpalan lunak dan akhirnya mengeras. Gabah pada malai mulai menguning. Pelayuan senescense dari anakan dan daun dibagian dasar tanaman nampak semakin jelas. Pertanaman kelihatan menguning. Seiring menguningnya malai, ujung dua daun terakhir pada setiap anakan mulai mengering. Teknik pemberian air dipetak sawah beririgasi teknis, dengan cara pemberian air terputus-putus bertujuan fase primordia tinggi genangan 7 sampai 10, tujuannya pada fase primordia ini kelembaban suhu tanaman perlu dijaga agar proses pembentukan bakal malai tidak terganggu. Hama dan penyakit yang menggangu pertumbuhan malai 1. Penyakit Bercak Coklat Pada Daun Padi Penyakit ini disebabkan oleh jamur Helmintosporium Oryzae , gejala penyakit ini adalah adanya bercak coklat pada daun berbentuk oval yang tersebar merata di permukaan daun dengan titik abu-abu atau putih. Selain gejala di atas gejala lainnya yaitu menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian 1 membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di saaat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; 2. Blast Penyebab jamur Pyricularia oryzae. Gejala menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Serangan menyebabakn daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian 1 membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di saaat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir 3. Penyakit fusarium Penyebab jamur Fusarium moniliforme. Gejala menyerang malai dan biji muda, malai dan biji menjadi kecoklatan hingga coklat ulat, daun terkulai, akar membusuk, tanaman padi. Kerusakan yang diderita tidak terlalu parah. Pengendalian merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih pada larutan merkuri. 4. Penyakit noda/api palsu Penyebab jamur Ustilaginoidea virens. Gejala malai dan buah padi dipenuhi spora, dalam satu malai hanya beberap butir saja yang terserang. Penyakit tidak menimbulkan kerugian besar. Pengendalian memusnahkan malai yang sakit, menyemprotkan fungisida pada malai sakit. 5. Penyakit tungro Penyebab virus yang ditularkan oleh wereng Nephotettix impicticeps. Gejala menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42. 6. Wereng penyerang daun padi wereng padi hijau Nephotettix apicalis dan N. impicticep. Merusak dengan cara mengisap cairan daun. Gejala di tempat bekas hisapan akan tumbuh cendawan jelaga, daun tanaman kering dan mati. Tanaman ada yang menjadi kerdil, bagian pucuk berwarna kuning hingga kuning kecoklatan. Malai yang dihasilkan kecil. Pengendalian 1 bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; Anakdaun lonjong sempit, 6–20 mm x 2–6 mm, duduk, asimetris dan terpangkas di pangkalnya. Bunga majemuk berupa bongkol-bongkol bertangkai, yang terkumpul lagi menjadi malai terminal atau di ketiak daun, panjang malai hingga 18 cm. Bongkol berisi 10–15 kuntum bunga. Bunga berkelamin dua, duduk, seragam, berbilangan-5, harum. Tabel1. Rata-rata jumlah malai, panjang malai, persentase gabah berisi, persentase gabah hampa, berat 1000 butir gabah, Berat Gabah Berisi Per Rumpun dan produksi per hektar pada berbagai dosis pupuk kandang Variabel Dosis Pupuk Kandang (t on ha-1) BNJ 0.05 0 5 10 15 Jumlah Malai (m alai) 10.31 a 10.27 a 10.79 ab 11.34 b 0.63 padilokal tersebut memiliki umur yang panjang dan produktivitasnya masih rendah. Salah produksi padi nasional agar seluruh kebutuhan beras dapat dipenuhi dari dalam negeri. Usaha peningkatan produksi padi Pemuliaan Tanaman Padi Aromatik 208 ember berisi satu jenis tanaman. Tanaman dipupuk urea 200 kg, SP36 100 kg, dan
Penyebab virus yang ditularkan oleh wereng Nephotettix impicticeps. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42.
ixxBwd. 9 362 353 491 464 248 356 115 332

agar malai padi panjang dan berisi